MENGHADAPI KETIDAKPASTIAN
4.1. DEFINISI RESIKO, KETIDAKPASTIAN DAN SENSITIVITAS
Menurut Frank Knight yang
dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko menunjukkan peluang terhadap
suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat keputusan yang didasarkan pada
data historis dan pengalaman selama mengelola kegiatan usaha. Risiko juga
menunjukkan peluang terjadinya peristiwa yang menghasilkan pendapatan di atas
atau di bawah rata-rata dari pendapatan yang diharapkan. Sementara itu,
Debertin (1986) menyatakan bahwa kejadian berisiko adalah kejadian dimana
peluang dan hasil dari kejadian tersebut dapat diketahui oleh pembuat
keputusan. Risiko dapat pula diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang
merugikan. Menurut M, risiko merupakan peluang terjadinya hasil yang tidak
diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan
munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan
terjadinya hasil negatif tersebut.
Risiko berhubungan dengan
ketidakpastian, akan tetapi terdapat perbedaan mendasar antara risiko dan
ketidakpastian. Menurut Robison dan Barry (1987), risiko adalah peluang dari
suatu kejadian yang dapat diperhitungkan dan akan memberikan dampak negatif
yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan ketidakpastian adalah peluang dari
suatu kejadian yang tidak dapat diperhitungkan oleh pebisnis selaku pengambil
keputusan. Djohanputro (2006) menyatakan risiko sebagai ketidakpastian yang
telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya. Menurut Kountur (2004)
ketidakpastian ini terjadi akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi
yang menyangkut apa yang akan terjadi. Ketidakpastian yang dihadapi oleh
perusahaan dapat berdampak merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian
yang dihadapi berdampak menguntungkan maka disebut dengan istilah kesempatan
(opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut
sebagai risiko.
4.2. SUMBER-SUMBER KETIDAKPASTIAN
Ada tiga
sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu:
1. Ketidakpastian
Sistematik
Ketidakpastian sistematik
bersumber dari alat ukur yang digunakan atau kondisi yang menyertai saat
pengukuran. Bila sumber ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap alat ukur
tersebut digunakan akan memproduksi ketidakpastian yang sama. Yang termasuk
ketidakpastian sistematik antara lain:
Kesalahan kalibrasi alat
Ketidakpastian ini muncul
akibat kalibrasi skala penunjukkan angka pada alat tidak tepat, sehingga
pembacaan skala menjadi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Misalnya kuat arus
listrik yang melewati suatu beban sebenarnya 1,0 A, tetapi bila
diukur menggunakan suatu Ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2 A.
Kesalahan tersebut diatasi dengan mengkalibrasi ulang instrumen terhadap
instrumen standar.
Kesalahan nol
Ketidaktepatan penunjukan
alat pada skala nol juga melahirkan ketidakpastian sistematik. Hal ini sering
terjadi, tetapi juga sering terabaikan. Pada sebagian besar alat umumnya sudah
dilengkapi dengan sekrup pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal tetap
tidak tepat pada skala nol, maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan
selisih kesalahan tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala.
Waktu respon yang tidak tepat
Ketidakpastian pengukuran
ini muncul akibat dari waktu pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan dengan
saat munculnya data yang seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh bukan
data yang sebenarnya. Misalnya, kita ingin mengukur periode getar suatu beban
yang digantungkan pada pegas dengan menggunakan stopwatch. Selang waktu
yang kita ukur sering tidak tepat karena terlalu cepat atau terlambat menekan
tombol stopwatch saat kejadian berlangsung.
Kondisi yang tidak sesuai
Ketidakpastian pengukuran
ini muncul karena kondisi alat ukur dipengaruhi oleh kejadian yang hendak
diukur. Misal, mengukur nilai transistor saat dilakukan penyolderan, atau
mengukur panjang sesuatu pada suhu tinggi menggunakan mistar logam. Hasil yang
diperoleh tentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas mempengaruhi sesuatu
yang diukur maupun alat pengukurnya.
Kesalahan komponen lain
Seperti melemahnya pegas
yang digunakan atau terjadi gesekan antara jarum dengan bidang skala.
2.
Ketidakpastian Random
Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak sehingga pengaturan atau pengontrolannya di luar kemampuan kita. Misalnya:
Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara tuntas. Gejala tersebut umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat dan acak sehingga pengaturan atau pengontrolannya di luar kemampuan kita. Misalnya:
Fluktuasi pada besaran
listrik. tegangan listrik selalu mengalami fluktuasi (perubahan terus menerus
secara cepat dan acak). Akibatnya kalau kita ukur, nilainya juga berfluktuasi.
Demikian pula saat kita mengukur kuat arus listrik.
Getaran landasan. Alat yang
sangat peka (misalnya seismograf) akan melahirkan ketidakpastian karena
gangguan getaran landasannya.
Radiasi latar belakang.
Radiasi kosmos dari angkasa dapat mempengaruhi hasil pengukuran alat pencacah,
sehingga melahirkan ketidakpastian random.
Gerak acak molekul udara.
Molekul udara selalu bergerak secara acak (gerak Brown), sehingga berpeluang
mengganggu alat ukur yang halus, misalnya mikro-galvanometer dan melahirkan
ketidakpastian pengukuran.
3. Ketidakpastian
Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan
merupakan ketidakpastian pengukuran yang bersumber dari kekurang terampilan
manusia saat melakukan kegiatan pengukuran. Misalnya: metode pembacaan skala
tidak tegak lurus (paralaks),
Membaca nilai skala bila ada jarak antara jarum dan garis-garis skala
Gambar 2.1 Ketika membaca skala pada mistar, arah pandangan harus tepat tegak lurus pada tanda garis skala yang dibaca. Jika tidak akan terjadi kesalahan paralaks, termasuk kesalahan sistematis.
Membaca nilai skala bila ada jarak antara jarum dan garis-garis skala
Gambar 2.1 Ketika membaca skala pada mistar, arah pandangan harus tepat tegak lurus pada tanda garis skala yang dibaca. Jika tidak akan terjadi kesalahan paralaks, termasuk kesalahan sistematis.
salah dalam membaca skala,
dan pengaturan atau pengesetan alat ukur yang kurang tepat.
Seiring kemajuan teknologi,
alat ukur dirancang semakin canggih dan kompleks, sehingga banyak hal yang
harus diatur sebelum alat tersebut digunakan. Bila yang mengoperasikan tidak
terampil, semakin banyak yang harus diatur semakin besar kemungkinan untuk
melakukan kesalahan sehingga memproduksi ketidakpastian yang besar pula.
4.3. METODE NON PROBABILITIK DALAM MENGATASI
KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian dapat
dianggap sebagai suatu kekurangan informasi yang memadai untuk membuat suatu
keputusan. Ketidakpastian merupakan suatu permasalahan karena mungkin
menghalangi kita dalam membuat suatu keputusan yang terbaik bahkan mungkin
dapat menghasilkan suatu keputusan yang buruk. Dalam dunia medis,
ketidakpastian mungkin menghalangi pemeriksaan yang terbaik untuk para pasien
dan berperan untuk suatu terapi yang keliru. Dalam bisnis, ketidakpastian dapat
berarti kerugian keuangan.
Sejumlah teori yang
berhubungan dengan ketidakpastian telah ditemukan, diantaranya probabilitas
klasik, probabilitas Bayes, teori Hartley yang berdasarkan pada himpunan
klasik, teori Shanon yang didasarkan pada peluang, teori Dempester-Shafer dan
teori fuzzy Zadeh. Contoh-contoh klasik system pakar yang sukses yang
bergubungan dengan ketidakpastian adalah MYCIN yang berguna untuk diagnose
medis dan PROSPECTOR untuk eksplorasi mineral.
Suatu penalaran dimana adanya
penambahan fakta baru mengakibatkan ketidakkonsistenan, disebut dengan
“Penalaran Non Monotonis”. Ciri-ciri penalaran tsb sebagai berikut :
1. mengandung ketidakpastian
2. adanya perubahan pada pengetahuan
3. adanya penambahan fakta baru dapat mengubah konklusi
yang sudah terbentuk, misalkan S adalah konklusi dari D, bisa jadi S tidak
dibutuhkan sebagai konklusi D + fakta baru.
Contoh aplikasi yang klasik sistem pakar yang sukses sehubungan
dengan ketidakpastian:
1. MYCIN untuk diagnosa medis
2. PROPECTOR untuk ekplorasi mineral
Banyak kemungkinan dan ketidakpastian menyertai dalam
masalah dan solusinya. Ada beberapa sumber dari ketidakpastian, beberapa
diantaranya adalah :
1. Masalah
Beberapa masalah meliputi factor-faktor yang oleh sifat
mereka, tidak pasti atau acak. Sebagai contoh, dalam pengobatan, penyakit yang
sama dapat member gejala yang berbeda untuk pasien yang lain.
2. Data
Beberapa masalah mungkin memiliki batasan yang kurang
jelas bagi seseorang. Orang yang menghadirkan masalah mungkin mengetahui
beberapa fakta untuk kepastian, menuduh lainnya dan tidak mengetahui lainnya.
Angka-angka dan nilai-nilai dapat tidak tepat, ditebak atau tidak diketahui.
3. Pakar
Manusia sering dapat memakai pengetahuan mereka tanpa
mengetahui secara eksplisit apa pengetahuan itu sendiri. Mereka mungkin harus
meningkatkan secara detail apa yang mereka lakukan dan bagaimana dan tampak tak
jelas atau bahkan bertentangan dengan dirinya sendiri.
4. Solusi
Ada beberapa area tertentu dimana tidak terdapat pakar
yang diakui. Pakar sendiri mungkin tidak setuju satu sama lain dan tak
seorangpun dapat memutuskan solusi yang baik. Domain seperti itu dapat berupa
strategi militer.
4.4. ANALISIS TITIK IMPAS
Break
event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak
mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Sebelum
memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu merencanakan seberapa besar
laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha maka tentunya akan mengeluarkan
biaya produksi, maka dengan analisis titik impas dapat diketahui pada waktu dan
tingkat harga berapa penjualan yang dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut
rugi dan mampu menetapkan penjualan dengan harga yang bersaing pula tanpa
melupakan laba yang diinginkan. Hal tersebut dikarenakan biaya produksi sangat
berpengaruh terhadap harga jual dan begitu pula sebaliknya, sehingga dengan
penentuan titik impas tersebut dapat diketahui jumlah barang dan harga yang
pada penjualan. Analisis break even sering digunakan dalam hal yang lain
misalnya dalam analisis laporan keuangan. Dalam analisis laporan keuangan kita
dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui:
1. Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba
2. Struktur biaya tetap dan variable
3. Kemampuan perusahaan memberikan margin unutk
menutupi biaya tetap
4. Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan
batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi
Selanjutnya, dengan adanya
analisis titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam perencanaan
keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil keputusan
untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi
keuntungan yang diharapkan melalui penentuan
1. harga jual persatuan,
2. produksi minimal,
3. pendesainan produk, dan lainnya
Dalam penentuan titik
impas perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah ini agar titik impas
dapat ditentukan dengan tepat, yaitu:
1. Tingkat laba yang ingin dicapai dalam suatu
periode
2. Kapasitas produksi yang tersedia, atau yang
mungkin dapat ditingkatkan
3. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mencakup
biaya tetap maupun biaya variable.
4.5. ANALISIS SENSITIVITAS
Merupakan suatu
analisis untuk dapat melihat pengaruh2 yang akan terjadi akibat keadaan yang
berubah-ubah
Tujuan Analisis Sensitivitas :
1. Memperbaiki cara pelaksanaan proyek/bisnis yang sedang
dilaksanakan
2. Memperbaiki design proyek/bisnis sehingga dapat
meningkatkan NPV
3. Mengurangi resiko kerugian dgn menunjukkan beberapa
tindakan pencegahan yang harus diambil
Proyek pertanian sangat sensitif (berubah-ubah) akibat 4
hal, yaitu :
1. Harga Output (apabila penetapan harganya berbeda dengan kenyataan yang terjadi)
2. Keterlambatan pelaksanaan (keterlambatan inovasi teknologi, pemesanan dan penerimaan teknologi)
1. Harga Output (apabila penetapan harganya berbeda dengan kenyataan yang terjadi)
2. Keterlambatan pelaksanaan (keterlambatan inovasi teknologi, pemesanan dan penerimaan teknologi)
3. Kenaikan Biaya
(Input) Umumnya proyek sangat sensitif terhadap perubahan biaya terutama biaya konstruksi
4. Hasil (memperkirakan hasil, gangguan hama/penyakit, gamgguan musim)
Perubahan keempat variabel tersebut akan mempengaruhi komponen Cashflow (inflow ataupun outflow) yang pada akhirnya akan mempengaruhi Net benefit dan mengubah kriteria investasi.
(Input) Umumnya proyek sangat sensitif terhadap perubahan biaya terutama biaya konstruksi
4. Hasil (memperkirakan hasil, gangguan hama/penyakit, gamgguan musim)
Perubahan keempat variabel tersebut akan mempengaruhi komponen Cashflow (inflow ataupun outflow) yang pada akhirnya akan mempengaruhi Net benefit dan mengubah kriteria investasi.
Cara melakukan Analisis Sensitivitas
Kita memilih sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut kita melakukan perubahan terhadap masalah yg dianggap penting pada analisis proyek & kemudian menentukan pengaruh perubahan tsb terhadap daya tarik proyek.
Kita memilih sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut kita melakukan perubahan terhadap masalah yg dianggap penting pada analisis proyek & kemudian menentukan pengaruh perubahan tsb terhadap daya tarik proyek.
Sejumlah nilai tersebut berdasarkan data-data yang
tersedia (ada dasarnya)
Misalnya,
1. perubahan kenaikan biaya 10 persen karena ……
2. perubahan penurunan produksi sebesar 30 % karena hama penyakit,
3. Dll
Misalnya,
1. perubahan kenaikan biaya 10 persen karena ……
2. perubahan penurunan produksi sebesar 30 % karena hama penyakit,
3. Dll
NPV proyek irigasi pada DF 12 % adalah Rp 8.14 ribu juta
rupiah
IRR = 20 + 5((0.29/(0.29-(-0.85))
= 21 persen
IRR = 20 + 5((0.29/(0.29-(-0.85))
= 21 persen
NPV pada DF 12 % = Rp 2.37 ribu juta
IRR = 15 + 5(0.14/1.96)
= 15 %
IRR = 15 + 5(0.14/1.96)
= 15 %
4.6. ANALISIS SEBUAH USULAN INVESTASI PROYEK ESTIMASI
Dalam
pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang
penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang
dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam
penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus
diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru.
Dalam prinsip akuntansi yang
lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya.
Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus
diperhitungkan.
Analisis biaya dalam
keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat
penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang
diterima sekarang lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima
di masa yang akan datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba
perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam
perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya
yang diperhitungkan adalah biaya tunai.
PAJAK PENGHASILAN
Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial, yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.
Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial, yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.
KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia.
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia.
Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu
investasi atau untuk memilih berbagai macam alternatif investasi.
Ø Pay
back method
Ø Average return on investment
Ø Present value
Ø Discounted cash flow (Internal Rate of Return)
Ø Modified Internal Rate of Return (MIRR)
Ø Profitability Index (PI)
Ø Average return on investment
Ø Present value
Ø Discounted cash flow (Internal Rate of Return)
Ø Modified Internal Rate of Return (MIRR)
Ø Profitability Index (PI)
Pay
back Method
Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.
Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.
Investasi
Pay back period =
Kas masuk bersih
Pay back period =
Kas masuk bersih
Kelemahan pay back method:
1. Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.
2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali.
1. Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.
2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali.
Kebaikan pay back method:
1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.
3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan investasi
1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.
3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan investasi
PV Investasi
Pay back period =
PV Kas masuk bersih
Pay back period =
PV Kas masuk bersih
Average
Return on Investment
Metode ini sering disebut Financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan angka laba akuntansi
Metode ini sering disebut Financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan angka laba akuntansi
Rata-rata Laba sesudah pajak
Rata-rata kembalian investasi =
Rata-rata investasi
Rata-rata kembalian investasi =
Rata-rata investasi
Kriteria pemilihan investasi dengan metode ini adalah:
Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat memenuhi
batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Kelemahan metode rata-rata kembalian investasi:
1. Belum memperhitungkan nilai waktu uang.
2. Menitik beratkan maslah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi
3. Merupakan pendekatan jangka pendek.
1. Belum memperhitungkan nilai waktu uang.
2. Menitik beratkan maslah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi
3. Merupakan pendekatan jangka pendek.
Present
Value Method
Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal.
Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal.
NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran
kas neto awal
At Io = nilai investasi atau outlays
NPV = -Io + ∑ ————– At = aliran kas neto pada periode t
( 1 + r ) t r = diacount rate
t = umur proyek.
NPV = -Io + ∑ ————– At = aliran kas neto pada periode t
( 1 + r ) t r = diacount rate
t = umur proyek.
Jika kalau NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti
bahwa proyek tersebut diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah
positif dari NPV yang dihitung dari investasi tersebut dan juga bahwa investasi
tersebut diharpkan akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi
daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki.
Discounted
Cash Flows Method (IRR)
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error, dengan cara sbb;
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error, dengan cara sbb;
1. Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif
kembalian yang dipilih secara sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian
investasi yang diharapkan.
2. Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.
2. Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.
Modified
Internal Rate of Return (MIRR)
MIRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan persent value biaya sama dengan present value nilai terminal,dimana nilai terminal adalah future value dari kas masuk yang digandakan dengan biaya modal.
MIRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan persent value biaya sama dengan present value nilai terminal,dimana nilai terminal adalah future value dari kas masuk yang digandakan dengan biaya modal.
Nilai terminal S
CIFt (1 + k ) n-t
PV Biaya = =
(1 + MIRR )n (1 + MIRR )n
dimana:
PV Biaya = =
(1 + MIRR )n (1 + MIRR )n
dimana:
CIF t : aliran kas masuk pada periode t
MIRR : modified IRR
n : usia proyek
k : biaya modal proyek/tingkat keuntungan diinginkan
Nilai terminal : future value dari aliran kas masuk yang digandakan dengan biaya modal/return diinginkan.
MIRR : modified IRR
n : usia proyek
k : biaya modal proyek/tingkat keuntungan diinginkan
Nilai terminal : future value dari aliran kas masuk yang digandakan dengan biaya modal/return diinginkan.
Profitability
Index (PI)
PI adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi dengan investasi awal.
PI adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi dengan investasi awal.
Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal
PI =
Investasi awal
PI =
Investasi awal
Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya
memilih proyek yang memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.
Penilaian Investasi dengan Umur (Usia) Ekonomis Berbeda.
Untuk memilih usulan
investasi yang memiliki umur ekonomis berbeda dapat dilakukan dengan dua
pendekatan: Chain method atau Replacement method dan Equivalent annual cost.
A. Langkah-langkah chain method:
1. Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua umur usulan investasi.
2. Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi
1. Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua umur usulan investasi.
2. Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi
B. Langkah-langkah equivalent annual cost :
1. Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate tertentu.
2. Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk menghitung present value investasi yang bersangkutan.
3. Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan (poin 2).
4. Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan usulan yang dipilih.
1. Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate tertentu.
2. Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk menghitung present value investasi yang bersangkutan.
3. Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan (poin 2).
4. Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan usulan yang dipilih.
Pengaruh
Inflasi pd Capital Budgeting
Apabila laju inflasi cukup signifikan, maka perlu
diperimbangkan dalam keputusan capital budgeting.
Ada dua komponen yang terpengaruh oleh inflasi, yaitu
aliran kas masuk dan tingkat penghasilan (rate of return) atau cost of capital
yang diinginkan. Oleh karena itu kedua komponen tersebut perlu disesuaikan.
Pedoman penyesuaiannya adalah sbb:
1. Kalikan indeks harga dengan aliran kas yang diukur
berdasarkan nilai rupiah riil untuk mendapatkan arus kas dengan nilai nominal.
2. Hitung tingkat penghasilan nominal :
2. Hitung tingkat penghasilan nominal :
(1 + tingkat inflasi ) ( 1 + tingkat penghasilan ) – 1
Contoh Kasus :
1. PT Aqila merencanakan sebuah proyek investasi yang
membutuhkan dana investasi sebesar Rp 500.000.000,-. Dari dana tersebut Rp
50.000.000 sebagai modal kerja dan sisanya sebagai modal tetap. Investasi
diperkirakan mempunyai umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa Rp 100.000.000.
Metode penyusutan menggunakan metode garis lurus. Estimasi pendapatan selama
umur ekonomis adalah sebagai berikut:
Tahun Pendapatan/Penjualan (Rp)
1 350.000.000
2 360.000.000
3 370.000.000
4. 410.000.000
5. 430.000.000
1 350.000.000
2 360.000.000
3 370.000.000
4. 410.000.000
5. 430.000.000
Struktur biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya
variable 40% dari penjualan dan biaya tetap selain penyusutan Rp 15.000.000.
Pajak 30% dan tingkat keuntungan yang diharapkan 20%.
Diminta:
a. Saudara diminta untuk menganalisis dengan berbagai metode apakah rencana investasi tersebut layak dilakukan.
a. Saudara diminta untuk menganalisis dengan berbagai metode apakah rencana investasi tersebut layak dilakukan.
b. Seandainya laju inflasi diasumsikan 6% per tahun
apakah rencana investasi tersebut layak dilakukan, gunakan metode NPV dan IRR.
2. PT Maju Terus mempertimbangkan untuk mengganti mesin
A. Nilai buku mesin A adalah Rp 4.000.000,- dan memiliki sisa umur ekonomis 4
tahun tanpa nilai residu. Bila mesin A dijual pada saat sekarang, harga
pasarnya sebesar Rp 1.000.000,-. Manajemen PT Maju Terus tidak berani membeli
mesin baru yang memiliki umur panjang mengingat perkembangan teknologi yang
peKsat. Oleh sebab itu manajemen PT Maju Terus mempertimbangkan membeli mesin B
yang memiliki umur ekonomis 4 tahun. Harga mesin B Rp 10.000.000,- dengan nilai
residu pada akhir tahun ke-4 sebesar Rp 1.000.000,- Dengan mesin baru biaya
operasional per tahun Rp 7.000.000,- sedang dengan mesin A Rp 10.000.000,- .
Bila manajemen tetap menggunakan mesin A pada akhir tahun ke-2 manajemen harus
melakukan perbaikan besar yang diduga memerlukan biaya Rp 2.000.000,-. Tingkat
pajak yang berlaku 10% dan biaya penggunaan modal sebesar 15%.
Diminta:
a. Berdasarkan data diatas apakah rencana penggantian mesin dapat diterima bila digunakan kriteria investasi dengan net present value.
b. Apabila tingkat inflasi sebesar 10%, bagaimana pengaruhnya terhadap rencana investasi tersebut.
a. Berdasarkan data diatas apakah rencana penggantian mesin dapat diterima bila digunakan kriteria investasi dengan net present value.
b. Apabila tingkat inflasi sebesar 10%, bagaimana pengaruhnya terhadap rencana investasi tersebut.
3. Kasus Penggantian
PT Alya merencanakan mengganti mesin lama dengan mesin baru dengan alasan penghematan. Mesin lama memiliki umur ekonomis 10 tahun dan saat ini masih dapat digunakan 5 tahun lagi. Pajak penghasilan 20%. Metode depresiasi dengan garis lurus. Informasi kedua mesin sebagai berikut:
Keterangan Mesin Lama Mesin Baru
Harga perolehan Rp 320.000.000 Rp 380.000.000
Umur ekonomis 10 tahun 5 tahun
Nilai sisa Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Harga jual Rp 210.000.000
PT Alya merencanakan mengganti mesin lama dengan mesin baru dengan alasan penghematan. Mesin lama memiliki umur ekonomis 10 tahun dan saat ini masih dapat digunakan 5 tahun lagi. Pajak penghasilan 20%. Metode depresiasi dengan garis lurus. Informasi kedua mesin sebagai berikut:
Keterangan Mesin Lama Mesin Baru
Harga perolehan Rp 320.000.000 Rp 380.000.000
Umur ekonomis 10 tahun 5 tahun
Nilai sisa Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Harga jual Rp 210.000.000
Tingkat keuntungan yang dianggap layak 20%. Penghematan
penggunaan mesin baru sebesar Rp 70.000.000 per tahun.
Diminta:
a. Saudara yang ahli keuangan diminta untuk melakukan perhitungan apakah rencana perusahaan mengganti mesin adalah layak. Gunakan metode NPV dan IRR.
b. Apabila inflasi diasumsikan sebesar 10%, apakah investasi tersebut masih layak dilakukan. Gunakan metode NPV dan IRR.
a. Saudara yang ahli keuangan diminta untuk melakukan perhitungan apakah rencana perusahaan mengganti mesin adalah layak. Gunakan metode NPV dan IRR.
b. Apabila inflasi diasumsikan sebesar 10%, apakah investasi tersebut masih layak dilakukan. Gunakan metode NPV dan IRR.
4.7. ESTIMASI OPTIMIS-PESIMISTIS
1. Optimis
`Dalam kamus besar bahasa
Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud optimis adalah orang yang selalu
berpengharapan (berpandagan) baik dalam menghadap segala hal atau persoalan,
misalnya :
A. seorang siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) dia berharap akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih.
B. Seseorang ingin bekerja di sebuah perusahaan swasta, kalau ia berfikir optimis, tentu dia akan berusaha mengajukan lamaran dan berharap agar lamaran diterima serta dapat bekerja di perusahaan tersebut.
A. seorang siswa/siswi yang mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB) dia berharap akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang ia pilih.
B. Seseorang ingin bekerja di sebuah perusahaan swasta, kalau ia berfikir optimis, tentu dia akan berusaha mengajukan lamaran dan berharap agar lamaran diterima serta dapat bekerja di perusahaan tersebut.
2. Pesimis
Kebalikan dari sikap optimis adalah sifat pesimis. Sifat
pesimis dapat diartikan berprasangka buruk terhadap Allah SWT. Seseorang yang
pesimis biasanya selalu khawatir akan memperoleh kegagalan, kekalahan, kerugian
atau bencana, sehingga ia tidak mau berusaha untuk mencoba.
4.8. TINGKAT MARR YANG MEMPERTIMBANGKAN RESIKO
MARR adalah tingkat suku
bunga pengebalian minimum yang menarik , di mana tingkat suku bunga
tersebut akan dijadikan dasar atau indikator keputusan manajemen sehubunga
dengan pemilihan alternatif-alternatif biaya (cost alternatives), manfaat
(benefit alternatives) atau kelayakan suatu investasi (feasibility study),
Penentuan MARR harus mempertimbangkan beberapa hal, yang akan dijelaskan
sebagai berikut.
Cost of Capital
(Biaya Modal)
Jika sumber biaya investasi
adalah dana pinjaman, maka penentuan MARR harus mempertimbangkan faktor
biaya modal (tingkat suku bunga pinjaman ditambah dengan faktor-faktor
resiko investasi). Karena return dari investasi yang dilakukan minimal
harus menutupi biaya modal yang digunakan. Selain itu jumlah uang yang
tersedia, dan sumber biaya dari mana dana tersebut diadakan (equity atau
debt financing) perlu dipertimbangkan pula.
Misalnya TELKOM akan
membangun jaringan transport nasional yang berbasis teknologi ATM dengan
modal investasi berupa pinjaman kredit dari sebuah Bank dengan tingkat
bunga 60%/tahun, maka investasi yang dilakukan dikatakan layak jika
memberikan return sama atau lebih dari 60%/tahun atau proyek investasi
tersebut harus menghasilkan Net Present Value (NPV) atau Net Equivalence
Uniform Annual Cash Flow (EUAC) positif.
Cost of Opportunity
Loss (Biaya Hilangnya Kesempatan)
Lain halnya bila investasi
yang dilakukan dengan menggunakan modal sendiri, maka penentuan MARR harus
mempertimbangkan biaya hilangnya kesempatan yang tidak diambil karena kita
memutuskan atau menjatuhkan pilihan pada alternatif lain.
Misalkan TELKOM tahun 1998
memutuskan untuk investasi senilai Rp. 10 Trilyun dengan modal sendiri,
maka investasi tersebut menghilangkan kesempatan TELKOM untuk memperoleh
return pada alternatif investasi lainnya, misalnya membeli Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) dengan suku bunga 70% /tahun ( = Rp. 7 Trilyun /tahun).
Risk Investment
Suatu investasi akan
mengandung resiko, berapapun kecilnya resiko tersebut. Besar kecilnya
resiko akan sangat tergantung pada kemampuan manajemen (investor) dalam
memiliki atau mencari informasi – informasi yang relevan dengan kegiatan
investasi yang dilakukan. Semakin sedikit informasi yang dimiliki semakin
besar resiko investasi yang harus ditanggung, demikian sebaliknya.
Jenis Organisasi
dan Usaha
Suatu organisasi akan
memiliki opportunity dan resiko yang berbeda dalam melakukan kegiatan
investasi dengan organisasi lainnya. Demikian halnya dengan jenis usaha
yang dimasuki. Jenis usaha manufaktur dimungkinkan memiliki tingkat MARR
yang berbeda dengan usaha pertanian, perhotelan, dsb. Proyek pememrintah
akan memiliki MARR yang berbeda dengan jenis sektor industri yang
kompetitif.
4.9. PENURUNAN UMUR PROYEK
Manajemen
proyek adalah cara mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang
penting untuk menyelesaikan proyek. Hal pertama yang harus dianggap sebagai
manajemen proyek adalah bahwa proyek ini diantarkan dengan batasan
yang ada. Hal kedua adalah kemungkinan terbaik distribusi sumber daya. Manajemen
proyek adalah seni mengontrol baik hal selama proyek, dari sejak dimulai sampai
selesai.
Kata Manajemen berasal dari
bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara
universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal.
Kata manajemen mungkin
berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,”
terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang
berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang
berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni
mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa
Italia.Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Sebelum abad ke-20, terjadi
dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada
tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The
Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang
akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu
perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan
menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa
dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti
dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika
setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah
sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith
menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan
meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang
terbuang dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang
dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang
mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris.
Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga
manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah
menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer
ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan,
memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan,
mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai
dikembangkan oleh para ahli.
Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan
selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen
pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry
Fayol pada awal abad ke-20.Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen,
yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.
Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga, yaitu:
1.Perencanaan (planning)
Adalah memikirkan apa yang
akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk
menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi
tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi
lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Dilakukan dengan tujuan
membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan
orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi
tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan
mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing)
Adalah suatu tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan perencanaan manajerial dan usaha
SUMBER:
Komentar
Posting Komentar