Dampak Banjir Terhadap Ekonomi Nasional dan Harga Minyak Bumi Pada Saat Amerika vs Iran Perang
Dampak Banjir Terhadap Ekonomi Masyarakat dan Negara
Bencana banjir memang membawa berbagai dampak
bagi manusia, binatang, tumbuhan dan juga lingkungan. Ada berbagai hal yang
bisa rasakan pasca bencana banjir air yang sering kita sebut sebagai dampak banjir. Dampak banjir bisa
dilihat dari berbagai sisi, yaitu sisi kesehatan hingga perekonomian. Aspek-
aspek tersebut merupakan aspek yang sangat berpengaruh bagi manusia dalam
kehidupannya.
Sudah bukan berita baru lagi bahwa ketika bencana
alam tiba, maka perekonomian di daerah tersebut mengalami lumpuh untuk
sementara. Hal ini berlaku untuk segala jenis bencana alam, dan terkhusus
banjir. Banjir sendiri terdiri atas berbagai macam, diantaranya banjir rob, banjir lahar dingin, banjir lumpur, banjir bandang dan lainnya. Perlu bagi kita untuk
mengetahui apa saja dampak yang akan ditimbulkan dari banjir, dan khususnya
pada bidang perekonomian. Kita akan mengetahui apa saja dampak banjir ini,
khususnya di bidang perekonomian antara lain sebagai berikut:
1.
Melumpuhkan kegiatan jual beli
Dampak di bidang perekonomian yang paling pertama kita
rasakan ketika datang bencana banjir adalah lumpuhnya kegiatan jual beli.
Kegiatan jual beli merupakan kegiatan perekonomian yang pasti ada di sekitar
kita dan pasti dilakukan oleh setiap orang. Tempat jual beli pada umumnya
adalah pasar, ataupun toko dan warung. Ketika bencana banjir tiba, pasar, toko
dan warung-warung terendam maka tidak akan ada yang namanya kegiatan jual beli.
Para penjual sibuk mengamankan isi rumah dan juga dagangan mereka sehingga
tidak sempat untuk melakukan jual beli. Akibatnya kegiatan perdagangan akan
lumpuh secara otomatis sementara waktu.
2.
Melumpuhkan kegiatan produksi
Kegiatan perekonomian ada tiga macam yakni produksi,
distribusi dan juga konsumsi. Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan
barang dan jasa yang akan dijual. Ketika bencana banjir tiba, maka kegiatan
produksi, khususnya produksi barang tentu saja akan terhambat. Bagaimana orang
melakukan produksi, sementara tempat mereka terendam air dan bahan baku pun
belum tentu adanya.
Produksi barang juga pasti akan dihentikan sementara karena
kegiatan jual beli belum aktif. Kegiatan produksi jasa mungkin yang tidak akan
lumpuh, karena mengandalkan tenaga dan pikiran manusia. Namun ketika situasi
tidak memungkinkan maka tidak akan ada orang yang akan menyewa jasa tersebut,
kecuali jasa- jasa tertentu yang justru lahir ketika banjir datang.
3.
Menghambat kegiatan distribusi
Kegiatan distribusi adalah kegiatan menghantarkan barang
dan jasa dari produsen ke konsumen. Ketika bencana banjir tiba, maka daerah
yang terkena banjir menjadi daerah isolasi sehingga tidak akan ada mobil- mobil
kontainer dari produsen yang akan menyetor barang ke swalayan grosir karena
sedang kebanjiran. Demikian pula swalayan grosir tidak akan buka dan menjual
dagangan mereka pada pedagang retail, karena sedang kebanjiran.
4.
Menghambat kegiatan untuk bekerja
Banjir memang merugikan banyak pihak, tidak hanya pelaku
jual beli saja, namun juga para pekerja baik pekerja mandiri maupun ikut
perusahaan. Banyak orang yang akan sibuk mengurusi tempat tinggalnya dan
hambatan dalam menyiapkan sarana dan prasarana untuk bekerja karena adanya
banjir. Saat banjir ini maka akan banyak karyawan yang mengambil cuti atau
justru diliburkan. Sementara untuk pekerja mandiri, seperti pedagang dan
petani, mereka juga akan sibuk mengurusi tempat tinggal dan juga harta benda
mereka.
5.
Sulitnya mendapatkan barang-barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
Ketika banjir tiba, maka akan sangat sulit bagi kita untuk
menemukan barang-barang untuk memenuhi kehidupan sehari- hari maupun kebutuhan
selama banjir tiba. Bahkan tidak sedikit orang yang justru kehilangan harta
benda mereka. Karena kesulitan inilah biasanya muncul bantuan-bantuan seperti
makanan, obat-obatan, pakaian, selimut dan lain sebagainya untuk meringankan
beban mereka yang terkena banjir.
6.
Banyak orang yang mengalami kerugian pada usaha dagangnya
Banyak orang yang akan mengalami kerugian akibat banjir,
salah satunya adalah pedangan. Pedangan akan banyak mengalami kerugian karena
tidak bisa berdagang untuk sementara. Kerugian ini terutama pada pedagang-
pedagang yang menjual barang- barang yang basah atau yang mudah busuk seperti
sayuran dan juga buah- buahan.
7.
Banyak orang kehilangan lahan pekerjaannya
Hal ini terutama terjadi pada petani dan juga pedagang.
Namun hal ini hanya akan bersifat sementara saja, bukan permanen.
Nah itulah beberapa dampak yang bisa timbul dari adanya
bencana banjir. Apabila kita analisa dan cermati, maka dampak yang ditimbulkan
oleh bencana banjir sebagai besar adalah dampak- dampak yang bersifat negatif.
Namun ada pula dampak positif yang akan timbul, namun hanya bermanfaat bagi
beberapa orang saja, yakni mendapatkan barang-barang yang tidak terduga yang
berasal dari arus banjir, dan juga membuka jenis pekerjaan baru.
Adapun pekerjaan yang biasanya muncul ketika
banjir ini adalah di bidang jasa, yaitu jasa membersihkan rumah dari air,
lumpur dan kotoran ketika banjir telah surut. Oleh karena dampak negatifnya
sangat banyak, maka perlu dilaksanakan upaya penanggulangan banjir.
Indef: Indonesia Harus Bersiap Antisipasi Konflik AS - Iran
Institute for
Development of Economics and Finance
(Indef) menilai bahwa Indonesia harus bersiap mengantisipasi ketegangan antara
Amerika Serikat (AS) dengan Iran. Ketegangan antara AS dan Iran ini dapat
menambah beban laju pertumbuhan ekonomi nasional.
"Tentu ketidakpastian global itu mempengaruhi ekonomi
kita. Investor yang tadinya ingin melakukan ekspansi bisnis ke dalam negeri
menjadi wait and see. Indonesia harus bersiap menerima
ketidakpastian baru," ujar Peneliti Indef Rusli Abdullah ketika dihubungi
di Jakarta, Selasa (7/1).
Menurut dia, konflik AS-Iran dapat menjadi perang terbuka di
kawasan Timur Tengah yang akhirnya mendorong harga komoditas, terutama minyak
dunia melonjak. Harga minyak yang melonjak, lanjut dia, dapat menjadi tantangan
di tengah usaha pemerintah untuk memperkecil defisit pada neraca perdagangan
dan transaksi berjalan.
Tercatat, harga minyak mentah berjangka jenis Brent di angka
68,44 dolar AS per barel. Sedangkan harga minyak mentah jenis West Texas
Intermediate sebesar 62,89 dolar AS per barel.
Sementara itu dalam APBN 2020, harga minyak mentah Indonesia
(ICP) diasumsikan sebesar 63 dolar AS per barel. "Harga minyak saat ini
relatif masih kondusif, namun jika konflik berlarut-larut diperkirakan dapat
mencapai 70-80 dolar AS per barel dikhawatirkan dapat membebani APBN,"
kata Rusli.
Ia mengatakan efek domino dari meningkatnya harga minyak
yakni kenaikan inflasi 2020 dibandingkan tahun sebelumnya. "Setelah
kenaikan minyak, imbasnya akan mempengaruhi harga BBM di dalam negeri yang
akhirnya berdampak pada biaya logistik dan transportasi, kemudian berdampak
juga pada harga bahan pokok. Pada akhirnya, dapat mendorong inflasi,"
paparnya.
Dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi nasional, Rusli
menyarankan agar bauran kebijakan pemerintah untuk dikaji kembali. Pemerintah
harus fokus tetap menjaga daya beli masyarakat untuk tetap baik.
"Kemudian lebih mempermudah investasi masuk,
bagaimanapun pasar Indonesia besar," katanya.
Secara terpisah, Pendiri LBP Institute, Lucky Bayu Purnomo
menambahkan pemerintah disarankan untuk melakukan restrukturisasi utang, karena
mayoritas utang Indonesia dalam bentuk dolar AS. "Jika harga minyak naik
maka potensi dolar AS menguat juga terbuka karena sifat transaksi minyak yang
menggunakan dolar AS," katanya.
Pemerintah perlu mengantisipasi dampak konflik antara Amerika Serikat dan
Iran. Kendati pertikaian mulai sedikit reda, situasi masih belum stabil.
Dampaknya bagi perekonomian dunia, terutama harga minyak, pun sudah terasa.
Awal pekan ini, harga minyak Brent untuk kontrak Maret 2020 naik 2,14
persen ke level US$ 70,07 per barel. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara 2020, harga minyak dipatok pada angka US$ 65 per barel. Walau harga
minyak dunia masih akan berfluktuasi, pemerintah tetap perlu mengantisipasi
lonjakan mendadak.
Konkretnya, langkah mitigasi bisa dilakukan dengan efisiensi penggunaan
minyak dalam negeri dan menjaga stok bahan bakar minyak. Pemerintah perlu juga
mencari pasokan baru minyak bumi selain dari Timur Tengah, misalnya dari Afrika
dan Rusia.
Begitu pula dengan kurs rupiah, yang pada awal pekan sempat melemah
terhadap dolar Amerika hingga menyentuh angka 14 ribu per dolar. Kemarin,
rupiah sudah mulai menguat lagi ke angka 13.854 per dolar Amerika.
Dampak ekonomi seperti itu selalu terjadi ketika konflik di Timur Tengah
memanas. Negara kita pun terkena imbas ketika terjadi Perang Teluk pada
1990-1991, Perang Irak (2003-2011), dan Arab Spring (2010-2012). Satu titik
sentral yang harus diperhatikan di kawasan ini adalah Teluk Persia. Inilah urat
nadi pengiriman minyak dunia. Setiap hari kapal-kapal tanker wara-wiri di teluk
ini mengangkut 18 juta barel atau 30 persen pasokan minyak mentah dunia.
Jika Iran sampai menutup Selat Hormuz-satu-satunya jalan untuk keluar dari
Teluk Persia-negara-negara Asia harus mencari pasokan alternatif. Selama ini
negara-negara Timur Tengah memproduksi sepertiga dari total minyak bumi dunia.
Iran di posisi kedua, yakni 4,7 juta barel per hari, setelah Arab Saudi dengan
produksi 12,3 juta barel per hari.
REFERENSI :
https://ilmugeografi.com/bencana-alam/dampak-banjir-terhadap-ekonomi
https://republika.co.id/berita/q3rhpr383/indef-indonesia-harus-bersiap-antisipasi-konflik-asiran
https://kolom.tempo.co/read/1293295/dampak-konflik-amerika-vs-iran/full&view=ok
https://republika.co.id/berita/q3rhpr383/indef-indonesia-harus-bersiap-antisipasi-konflik-asiran
https://kolom.tempo.co/read/1293295/dampak-konflik-amerika-vs-iran/full&view=ok
Komentar
Posting Komentar