KONSEP-KONSEP BIAYA dan LINGKUNGAN EKONOMI
PENDAHULUAN
Kata biaya (cost) mempunyai arti yang bervariasi tergantung pada pemakaiannya. Konsep biaya (cost concept) dan prinsip-prinsip ekonomi lainnya yang digunakan dalam studi ekonomi teknik tergantung pada situasi dan keputusan yang dibuat. Mempergunakan definisi-definisi yang konsisten terhadap istilah biaya ketika melakukan studi ekonomi teknik dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya, merupakan hal penting.
2.1 Terminologi Biaya
A.
Konsep Biaya
Persatuan Akuntansi Indonesia menggunakan istilah biaya sebagai cost dan istilah beban sebagai axpense. Cost adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomis lainnya. Secara sederhana cost adalah sejumlah kas yang dikeluarkan untuk membeli barang dagangan. Sedangkan Expense adalah pengorbanan sumber daya ekonomis untuk memperoleh penghasilan. Jika barang dagangan dijual, maka cost yang melekat pada barang dagangan tersebut kini berubah menjadi expense. Pada pembahasan selanjutnya istilah harga pokok dinyatakan sebagai cost, dan istilah harga pokok penjualan dinyatakan sebagai expense.
Persatuan Akuntansi Indonesia menggunakan istilah biaya sebagai cost dan istilah beban sebagai axpense. Cost adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomis lainnya. Secara sederhana cost adalah sejumlah kas yang dikeluarkan untuk membeli barang dagangan. Sedangkan Expense adalah pengorbanan sumber daya ekonomis untuk memperoleh penghasilan. Jika barang dagangan dijual, maka cost yang melekat pada barang dagangan tersebut kini berubah menjadi expense. Pada pembahasan selanjutnya istilah harga pokok dinyatakan sebagai cost, dan istilah harga pokok penjualan dinyatakan sebagai expense.
B.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan
1. Biaya Produksi
Adalah biaya –biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual. Elemen biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
2. Biaya Penjualan
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk selesai ,termasuk biaya iklan,
Biaya gaji para pramuniaga,biaya angkut barang –barang yang di jual, dan gaji manajer pemasaran.
3. Biaya Administrasi
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk administrasi secara umum,seperti gaji para eksekutif ,biaya penyelenggaraan akuntasi,gaji pegawai bagian administrasi , dan biaya habis pakai.
1. Biaya Produksi
Adalah biaya –biaya yang diperlukan untuk memperoleh bahan baku (mentah) dari pemasok dan mengubahnya menjadi produk selesai yang siap dijual. Elemen biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
2. Biaya Penjualan
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk selesai ,termasuk biaya iklan,
Biaya gaji para pramuniaga,biaya angkut barang –barang yang di jual, dan gaji manajer pemasaran.
3. Biaya Administrasi
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk administrasi secara umum,seperti gaji para eksekutif ,biaya penyelenggaraan akuntasi,gaji pegawai bagian administrasi , dan biaya habis pakai.
C.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perioda
1. Biaya Produk
Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau memproduksi barang/produk . Biaya-biaya ini dipertemukan (ditandingkan) dengan pendapatan pada periode penjualan produk.
2. Biaya Perioda
Adalah biaya yang diindentifikasi dengan interval waktu tertentu karena tidak diperlukan untuk memperoleh barang/produk yang akan dijual. Biaya perioda diakui sebagai biaya (ditandingkan dengan penghasilan) pada perioda terjadinya. Biaya-biaya ini tidak boleh dimasukkan sebagai elemen harga pokok persediaan dan karenanya disebut juga noniventoriable cost. Contoh biaya perioda adalah gaji manajer pemasaran,gaji direktur,penyusutan gedung kantor administrasi , biaya iklan, biaya listrik untuk kantor administrasi dan pemasaran , rekening langganan Koran,biaya telpon, dan lain sebagainya.
1. Biaya Produk
Adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh atau memproduksi barang/produk . Biaya-biaya ini dipertemukan (ditandingkan) dengan pendapatan pada periode penjualan produk.
2. Biaya Perioda
Adalah biaya yang diindentifikasi dengan interval waktu tertentu karena tidak diperlukan untuk memperoleh barang/produk yang akan dijual. Biaya perioda diakui sebagai biaya (ditandingkan dengan penghasilan) pada perioda terjadinya. Biaya-biaya ini tidak boleh dimasukkan sebagai elemen harga pokok persediaan dan karenanya disebut juga noniventoriable cost. Contoh biaya perioda adalah gaji manajer pemasaran,gaji direktur,penyusutan gedung kantor administrasi , biaya iklan, biaya listrik untuk kantor administrasi dan pemasaran , rekening langganan Koran,biaya telpon, dan lain sebagainya.
D.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Penelusuran Objek Biaya
1. Biaya Langsung
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat diukur dan dialokasikan ke suatu keluaran atau kegiatan kerja tertentu. Biaya buruh dan material yang dihubungkan langsung dengan produk, jasa atau kegiatan konstruksi adalah biaya langsung. Contohnya adalah material diperlukan untuk membuat gunting merupakan biaya langsung.
2. Biaya Tak Langsung
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang sulit untuk dimasukkan atau dialokasikan ke suatu keluaran atau kegiatan kerja tertentu. Penggunaan biaya ini adalah biaya-biaya yang dialokasikan melalui rumus-rumus tertentu seperti jam tenaga kerja langsung, nilai uang tenaga kerja langsung atau nilai uang meterial langsung ke suatu keluaran atau kegiatan kerja. Biaya yang dikeluarkan untuk lebih dari suatu objek biaya dan tak dapat ditelusuri ke salah satu objek biaya tertentu;karenanya biaya tersebut bersifat umum disebut common cost. Contohnya adalah biaya-biaya peralatan umum, alat tulis kantor dan perawatan peralatan dalam pabrik diperlakukan sebagai biaya-biaya tidak langsung.
3. Overhead
Overhead yaitu biaya-biaya yang terdiri dari pengoperasian pabrik yang bukan merupakan biaya tenaga kerja langsung ataupun material langsung. Biaya listrik, perbaikan umum, pajak kepemilikan dan supervisi merupakan overhead.
1. Biaya Langsung
Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat diukur dan dialokasikan ke suatu keluaran atau kegiatan kerja tertentu. Biaya buruh dan material yang dihubungkan langsung dengan produk, jasa atau kegiatan konstruksi adalah biaya langsung. Contohnya adalah material diperlukan untuk membuat gunting merupakan biaya langsung.
2. Biaya Tak Langsung
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang sulit untuk dimasukkan atau dialokasikan ke suatu keluaran atau kegiatan kerja tertentu. Penggunaan biaya ini adalah biaya-biaya yang dialokasikan melalui rumus-rumus tertentu seperti jam tenaga kerja langsung, nilai uang tenaga kerja langsung atau nilai uang meterial langsung ke suatu keluaran atau kegiatan kerja. Biaya yang dikeluarkan untuk lebih dari suatu objek biaya dan tak dapat ditelusuri ke salah satu objek biaya tertentu;karenanya biaya tersebut bersifat umum disebut common cost. Contohnya adalah biaya-biaya peralatan umum, alat tulis kantor dan perawatan peralatan dalam pabrik diperlakukan sebagai biaya-biaya tidak langsung.
3. Overhead
Overhead yaitu biaya-biaya yang terdiri dari pengoperasian pabrik yang bukan merupakan biaya tenaga kerja langsung ataupun material langsung. Biaya listrik, perbaikan umum, pajak kepemilikan dan supervisi merupakan overhead.
E.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perubahan Volume Kegiatan
1. Biaya Tetap
(vixed cost) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak berubah untuk suatu periode tertentu. Biaya tidak akan naik ataupun turun meskipun volume kegiatannya bervariasi. Jadi, biaya tetap adalah biaya yang totalnya tetap untuk suatu perioda tertentu dan per unitnya berubah – ubah berbanding terbalik dengan volume kegiatan. Biaya-biaya tetap yang khas termasuk asuransi dan pajak terhadap fasilitas, gaji manajemen umum dan administratif, biaya lisensi dan biaya bunga terhadap pinjaman modal.
2. Biaya Variabel
(variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya bervariasi secara proporsional dengan variasi volume kegiatan, tetapi jumlah per unitnya tetap. Contohnya adalah upah tenaga kerja langsung sebesar 1.000 rupiah untuk setiap unit produk yang dihasilkan. Upah adalah 5.000 rupiah bila 5 unit yang diproduksi dan upah adalah 10.000 rupiah bila 10 yang diproduksikan . perhatikan bahwa upah total berubah-ubah sesuai jumlah produk yang dihasilkan, akan tetapi upah per unitnya konstan. Biaya bahan baku , komisi berdasarkan persentase penjualan, dan biaya telepon berdasarkan lamanya penggunaan merupakan contoh biaya variabel.
1. Biaya Tetap
(vixed cost) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak berubah untuk suatu periode tertentu. Biaya tidak akan naik ataupun turun meskipun volume kegiatannya bervariasi. Jadi, biaya tetap adalah biaya yang totalnya tetap untuk suatu perioda tertentu dan per unitnya berubah – ubah berbanding terbalik dengan volume kegiatan. Biaya-biaya tetap yang khas termasuk asuransi dan pajak terhadap fasilitas, gaji manajemen umum dan administratif, biaya lisensi dan biaya bunga terhadap pinjaman modal.
2. Biaya Variabel
(variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya bervariasi secara proporsional dengan variasi volume kegiatan, tetapi jumlah per unitnya tetap. Contohnya adalah upah tenaga kerja langsung sebesar 1.000 rupiah untuk setiap unit produk yang dihasilkan. Upah adalah 5.000 rupiah bila 5 unit yang diproduksi dan upah adalah 10.000 rupiah bila 10 yang diproduksikan . perhatikan bahwa upah total berubah-ubah sesuai jumlah produk yang dihasilkan, akan tetapi upah per unitnya konstan. Biaya bahan baku , komisi berdasarkan persentase penjualan, dan biaya telepon berdasarkan lamanya penggunaan merupakan contoh biaya variabel.
F.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Kendali Manajer
1. Biaya Terkendali
Adalah biaya yang secara signifikan dapat di pengaruhi dan dikendlikan oleh manajer tertentu pada perioda tertentu.
2. Biaya Tak Terkendali
Adalah biaya yang secara signifikan tak dapat di pengaruhi dan di kendalikan oleh manajemen tertentu pada perioda tertentu.
1. Biaya Terkendali
Adalah biaya yang secara signifikan dapat di pengaruhi dan dikendlikan oleh manajer tertentu pada perioda tertentu.
2. Biaya Tak Terkendali
Adalah biaya yang secara signifikan tak dapat di pengaruhi dan di kendalikan oleh manajemen tertentu pada perioda tertentu.
G.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pengambilan Keputusan
1. Biaya Relevan
Adalah biaya akan terjadi dimasa mendatang perbedaan di antara pelbagai alternative keputusan. Sebagai contoh, manajemen akan memilih alternatif mengunakan mesin foto copy merek X atau merek Y. upah operator mesin foto copy mungkin releven dan mungkin tak relevan jika upah operator mesin foto copy X sama dengan upah operator mesin foto copy merek Y, maka upah bukanlah biaya relevan dalam pengambilan keputusan ini.tetapi Jika berbeda,maka upah operator adalah biaya relevan. Beda antara dua atau lebih biaya relevan di sebut differential cost.
2. Biaya Tak Relevan
Adalah biaya yang tak memenuhi salah satu atau kedua-duanya dari kriteria biaya relevan Oleh karena itu biaya tak relevan tidak perlu dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan. Nilai buku aktiva tetap yang sekarang di gunakan merupakan contoh biaya tak relevan .Nilai buku adalah cost aktiva tetap yang belum didepresiasi. Keputusan apapun yang akan diambil oleh manajemen terhadap aktiva tetap tersebut tidak akan dapat mengubah cost yang masih tersisa itu.
3. Biaya Terhindarkan
Adalah biaya yang dapat dihindarkan jika satu alternatif keputusan diambil. Misalnya, perusahan mempunyai tiga bagian penjualan lini produk A, B, dan C . jika bagian lini produk A akan ditutup maka gaji pegawai pada bagian itu dapat di hindarkan, dalam arti tidak akan dikeluarkan lagi gaji tersebut.
4. Biaya Tak Terhindarkan
Jika dikaitkan dengan relevansi biaya terhadap keputusan ,maka biaya terhindarkan adalah biaya relevan dan biaya tak terhindar adalah biaya tak relevan. biaya penyusutan ruangan yang di tempati bagian itu tidak akan dapat dihindarkan .Biaya seperti ini di sebut unavoidable cost atau biaya tak terhindarkan.
1. Biaya Relevan
Adalah biaya akan terjadi dimasa mendatang perbedaan di antara pelbagai alternative keputusan. Sebagai contoh, manajemen akan memilih alternatif mengunakan mesin foto copy merek X atau merek Y. upah operator mesin foto copy mungkin releven dan mungkin tak relevan jika upah operator mesin foto copy X sama dengan upah operator mesin foto copy merek Y, maka upah bukanlah biaya relevan dalam pengambilan keputusan ini.tetapi Jika berbeda,maka upah operator adalah biaya relevan. Beda antara dua atau lebih biaya relevan di sebut differential cost.
2. Biaya Tak Relevan
Adalah biaya yang tak memenuhi salah satu atau kedua-duanya dari kriteria biaya relevan Oleh karena itu biaya tak relevan tidak perlu dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan. Nilai buku aktiva tetap yang sekarang di gunakan merupakan contoh biaya tak relevan .Nilai buku adalah cost aktiva tetap yang belum didepresiasi. Keputusan apapun yang akan diambil oleh manajemen terhadap aktiva tetap tersebut tidak akan dapat mengubah cost yang masih tersisa itu.
3. Biaya Terhindarkan
Adalah biaya yang dapat dihindarkan jika satu alternatif keputusan diambil. Misalnya, perusahan mempunyai tiga bagian penjualan lini produk A, B, dan C . jika bagian lini produk A akan ditutup maka gaji pegawai pada bagian itu dapat di hindarkan, dalam arti tidak akan dikeluarkan lagi gaji tersebut.
4. Biaya Tak Terhindarkan
Jika dikaitkan dengan relevansi biaya terhadap keputusan ,maka biaya terhindarkan adalah biaya relevan dan biaya tak terhindar adalah biaya tak relevan. biaya penyusutan ruangan yang di tempati bagian itu tidak akan dapat dihindarkan .Biaya seperti ini di sebut unavoidable cost atau biaya tak terhindarkan.
H.
Klasifikasi Biaya Berdasarkan Dampak Keputusan
1. Biaya hangus (sunk cost)
Adalah biaya yang telah dikeluarkan dan yang tak dapat diubah oleh keputusan sekarang atau masa yang akan datang. Karena tak dapat diubah kini dan yang akan datang , biaya tersebut tak dapat di gunakan untuk menganalisa alternatif tindakan yang akan datang. Dengan kata lain,biaya ini tidak akan pernah relevan dengan pengambilan keputusan sekarang.
2. Biaya Tunai (out-of pocket cost)
Adalah biaya yang membutuhkan pengeluaran kas di masa mendatang akibat keputusan sekarang atau keputusan yang akan datang. Contohnya ialah perusaahan sekarang mengambil keputusan untuk melakukan ekspansi usaha. Keputusan ini mengakibatkan munculnya biaya – biaya tertentu seperti upah karyawan akan dipekerjakan dan bahan habis pakai yang akan di gunakan. Biaya-biaya ini sudah barang tentu memerlukan pengeluaran kas. Itulah biaya tunai.
1. Biaya hangus (sunk cost)
Adalah biaya yang telah dikeluarkan dan yang tak dapat diubah oleh keputusan sekarang atau masa yang akan datang. Karena tak dapat diubah kini dan yang akan datang , biaya tersebut tak dapat di gunakan untuk menganalisa alternatif tindakan yang akan datang. Dengan kata lain,biaya ini tidak akan pernah relevan dengan pengambilan keputusan sekarang.
2. Biaya Tunai (out-of pocket cost)
Adalah biaya yang membutuhkan pengeluaran kas di masa mendatang akibat keputusan sekarang atau keputusan yang akan datang. Contohnya ialah perusaahan sekarang mengambil keputusan untuk melakukan ekspansi usaha. Keputusan ini mengakibatkan munculnya biaya – biaya tertentu seperti upah karyawan akan dipekerjakan dan bahan habis pakai yang akan di gunakan. Biaya-biaya ini sudah barang tentu memerlukan pengeluaran kas. Itulah biaya tunai.
I. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pemanfaatan
1. Biaya kesempatan (opportunity cost) yaitu manfaat potensial yang hilang atau dikorbankan karena dipilihnya satu alternatif keputusan tertentu. Manfaat potensial ini dapat berupa penghasilan (revenue) atau penghematan biaya (cost saving) . Contohnya ialah sebuah perusahaan memilki beberapa buah gudang. Salah satunya berada didalam kota. Keberadaaan gudang ini mampu menghemat biaya distribusi sekitar Rp.36 Juta/tahun. Suatu saat toko disebelahnya meminta untuk menyewa gudang tersebut Rp.36 juta/tahun. Keputusn yang bijak untuk diambil adalah memilih alternative yang opportunity costnya paling rendah, yakni menyewakan gudang tersebut. Apalagi penggunaan gudang dalam kota sudah dibatasi oleh Pemkot.
2. Biaya sklus hidup (life-cycle cost) merujuk pada penjumlahan semua biaya-biaya, baik yang berulang maupun tidak berulang sehubungan dengan produk, struktur, sistem, atau jasa selama jangka waktu hidupnya. Siklus hidup dapat dibagi menjadi dua periode waktu yang umum yaitu fase akuisisi dan fase operasi. Fungsinya untuk mengeksplisitkan efek-efek biaya yang saling berhubungan sepanjang rentang hidup suatu produk.
1. Biaya kesempatan (opportunity cost) yaitu manfaat potensial yang hilang atau dikorbankan karena dipilihnya satu alternatif keputusan tertentu. Manfaat potensial ini dapat berupa penghasilan (revenue) atau penghematan biaya (cost saving) . Contohnya ialah sebuah perusahaan memilki beberapa buah gudang. Salah satunya berada didalam kota. Keberadaaan gudang ini mampu menghemat biaya distribusi sekitar Rp.36 Juta/tahun. Suatu saat toko disebelahnya meminta untuk menyewa gudang tersebut Rp.36 juta/tahun. Keputusn yang bijak untuk diambil adalah memilih alternative yang opportunity costnya paling rendah, yakni menyewakan gudang tersebut. Apalagi penggunaan gudang dalam kota sudah dibatasi oleh Pemkot.
2. Biaya sklus hidup (life-cycle cost) merujuk pada penjumlahan semua biaya-biaya, baik yang berulang maupun tidak berulang sehubungan dengan produk, struktur, sistem, atau jasa selama jangka waktu hidupnya. Siklus hidup dapat dibagi menjadi dua periode waktu yang umum yaitu fase akuisisi dan fase operasi. Fungsinya untuk mengeksplisitkan efek-efek biaya yang saling berhubungan sepanjang rentang hidup suatu produk.
2.2 Lingkup Ekonomi Umum
Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku individu dan masyarakat
membuat pilihan (dengan atau tanpa uang) menggunakan sumbersumber yang
terbatas, dengan cara atau alternatif terbaik untuk menghasilkan barang dan
jasa sebagai pemuas kebutuhan manusia yang (relatif) tidak terbatas. Barang dan
jasa yang dihasilkan kemudian didistribusikan untuk kebutuhan konsumsi sekarang
dan di masa yang akan datang kepada berbagai individu dan kelompok masyarakat.
Ruang
Lingkup Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi yaitu memiliki ruang lingkup mikro dan makro sehingga mudah untuk dipelajari. Keduanya memberikan batasan dan asumsi yang jelas.
Ilmu ekonomi yaitu memiliki ruang lingkup mikro dan makro sehingga mudah untuk dipelajari. Keduanya memberikan batasan dan asumsi yang jelas.
Ekomi
Mikro
Ekonomi Mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari bagian-bagian kecil (aspek individual) dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisis dalam teori ekonomi mikro antara lain meliputi perilaku pembeli (konsumen) dan produsen secara individua dalam pasar. Sikap dan perilaku konsumen tercermin dalam menggunakan pendapatan yang diperolehnya, sedangkan sikap dan perilaku produsen tercermin dalam menawarkan barangnya. Jadi inti dalam ekonomi mikro adalah masalah penentuan harga, sehingga ekonomi mikro sering dinamakan dengan teori harga (price theory).
Ekonomi Mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari bagian-bagian kecil (aspek individual) dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisis dalam teori ekonomi mikro antara lain meliputi perilaku pembeli (konsumen) dan produsen secara individua dalam pasar. Sikap dan perilaku konsumen tercermin dalam menggunakan pendapatan yang diperolehnya, sedangkan sikap dan perilaku produsen tercermin dalam menawarkan barangnya. Jadi inti dalam ekonomi mikro adalah masalah penentuan harga, sehingga ekonomi mikro sering dinamakan dengan teori harga (price theory).
Tujuan dan sasaran analisis ekonomi mikro lebih dititikberatkan kepada
bagaimana membuat pilihan untuk;
1) mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber, dan
2) mencapai kepuasan yang maksimum.
1) mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber, dan
2) mencapai kepuasan yang maksimum.
Ekonomi
Makro
Ekonomi Makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan (agregate) berkaitan dengan penggunaan faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan. Apabila yang dibicarakan masalah produsen, maka yang dianalisis produsen secara keseluruhan, demikian halnya jika konsumen maka yang diananlisis adalah seluruh konsumen dalam mengalokasikan pendapatannya untuk membeli barang/jasa yang dihasilkan oleh perekonomian. Demikian juga dengan variabel permintaan, penawaran, perusahaan, harga dan sebaginya. Intinya ekonomi makro menganalisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi yang diukur dari pendapatan, sehingga ekonomi makro sering dinamakan sebagai teori pendapatan (income theory).
Ekonomi Makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan (agregate) berkaitan dengan penggunaan faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan. Apabila yang dibicarakan masalah produsen, maka yang dianalisis produsen secara keseluruhan, demikian halnya jika konsumen maka yang diananlisis adalah seluruh konsumen dalam mengalokasikan pendapatannya untuk membeli barang/jasa yang dihasilkan oleh perekonomian. Demikian juga dengan variabel permintaan, penawaran, perusahaan, harga dan sebaginya. Intinya ekonomi makro menganalisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi yang diukur dari pendapatan, sehingga ekonomi makro sering dinamakan sebagai teori pendapatan (income theory).
Tujuan dan sasaran analisis ekonomi makro antara lain membahas masalah ;
1) sisi permintaan agregate dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi, dan
2) pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi yang diinginkan.
1) sisi permintaan agregate dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi, dan
2) pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi yang diinginkan.
2.3 Optimasi Rancangan
yang Digerakkan Biaya
Untuk masalah-masalah mengoptimalkan rancangan yang digerakkan biaya, dua
tugas penting adalah sebagai berikut:
1.Tentukan nilai olptimal untuk variabel rancangan alternatif tertentu.
2.Pilih alternatif terbaik, masing-masing dengan nilai uniknya sendiriuntuk
variabel perancangan.
Secara umum model-model biaya yang dikembangkan dalam masalah-masalah ini
terdiri atas tiga jenis biaya:
1.Biaya-biaya tetap
2.Biaya-biaya yang bervariasi langsung terhadap variabelperancangan
3.Biaya-biaya yang bervariasi secara tidak langsung terhadap
variabelperancanganFormat yang disederhanakan dari suatu model biaya dengan
suatuvariabel perancangan adalah sebagai berikut:
biaya =aX+bx+k
Untuk
a, adalah parameter yang menyatakan biaya-biaya yang bervariasisecara
langsung
b, adalah parameter yang menyatakan biaya-biaya yang bervariasisecara tidak
langsung
k, adalah parameter yang menyatakan biaya-biaya tetap
X, menyatakan variabel perancangan yang ditanyakan.
Langkah-langkah berikut menguraikan pendekatan umum untuk mengoptimalkan
perancangan terhadap biaya :
1.Identifikasi variabel perancangan yang merupakan penggerak biayaprimer.
2.Tulis pernyataan untuk model biaya terhadap bentuk variabelperancangan
3.Tetapkan turunan pertama model biaya terhadap variabelperancangan
kontinunya = 0. Untuk variabel-variabel perancangandiskret, hitung nilai dari
model biaya itu untuk tiap nilai diskret pada jangkauan nilai-nilai potensial
yang dipilih.
4.Selesaikan persamaan yang didapat dari langkah 3 untukmendapatkan nilai
optimum dari variabel perancangan kontinyu.Untuk variabel-variabel
perancangan diskret nilai optimumnyamerupakan nilai biaya minimum yang didapat
pada langkah 3.
5.Untuk variabel-variabel perancangan kontinyu gunakan turunan ke-2 dari
model biaya terhadap variabel perancangan untukmenentukan apakah nilai optimum
yang didapat dalam langkah 4 berhubungan dengan maksimum atau minimum global.
Pendekatan lain untuk memilih alternatif terbaik dari seperangkat
diskretadalah dengan dengan mengamati perbedaan inkremental (∆)
diantaraalternatif-alternatif ini yaitu alternatif-alternatif di ranking dari
yangmempunyai biaya infestasi rendah ke biaya investasi tinggi.
2.4 Studi Ekonomi Masa
kini
1. Tiga
perkembangan yang menunjang bagi pengarahan kembali sejarah ekonomi.
Pertama, tumbuhnya minat para ahli ekonomi dalam studi pertumbuhan ekonomi.
Studi perkembangan ekonomi telah membawa para ahli ekonomi untuk memisahkan
elemen-elemen penting dan menentukan perkembangan ekonomi bahkan sebelumnya
mereka tidak menyesuaikan kepada seluruh teori umum. Kedua, menumbuhkan minat
ahli-ahli ekonomi agar lebih teliti menguji hipotesa-hipotesanya, dan ketiga,
mengembangkan volume informasi kuantitatif tentang masa lampau. Tiga
perkembangan ini telah membawa tumbuhnya orientasi kembali dari sejarah ekonomi
menuju pemakaian metodologi ilmiah dan penggunaan pengukuran kuantitatif yang
sistematis.
2. Penjelasan dalam Sejarah Ekonomi
Sasaran pertama dari sejarawan ekonomi adalah penjelasan. Ia berusaha
mengerti cara-cara melaksanakan ekonomi atau cara menyejahterakan rakyat di dalam
masyarakat yang telah dipengaruhi oleh fenomena ekonomi. Penjelasan dalam
sejarah ekonomi melibatkan pernyataan tentang latar belakang kondisi pokok,
yang dalam hal ini pernyataan fakta tunggal yang melengkapi kedudukan bagi pola
khusus bagi bukti-bukti untuk dijelaskan, diikuti oleh penerapan
prinsip-prinsip umum yang akan melengkapi penjelasan.
Sejarawan ekonomi kemudian tertarik dengan suatu ketentuan bahwa
penjelasannya cocok dengan bukti-bukti empiris yang dapat diperoleh. Untuk
memperjelas bukti-bukti empiris guna menuju generalisasinya, sejarawan ekonomi
harus menggali kembali latar belakang kondisi dimana ia telah menduga atau
mengubah dan mengembangkan generalisasi-generalisasi baru yang akan lebih
konsisten dengan bukti-bukti empiris yang dapat digunakan. Proses saling
membantu antara perkembangan generalisasi, latar belakang kondisi-kondisi
tertentu serta penyajian generalisasi, yang menyangga sistematika bukti empiris
adalah cara sejarawan dicoba untuk memberikan penjelasan fenomena sejarah.
Kerangka teori yang dipakai sejarawan ekonomi adalah ekonomi itu sendiri.
Teori ini menaruh sejumlah aksioma dasar dan menerima beberapa dalial yang
diambil, menyatakan tentang bentuk umum dari model-model susunan yang biasa.
Model-model ini menggambarkan generalisasi yang luas dari tingkah laku ekonomi.
3. Pengujian Hipotesa
Pengujian keterangan-keterangan di dalam sejarah ekonomi dapat dilakukan
dengan beberapa bentuk. Dalam hal ini termasuk pengujian: (1) kebenaran empiris
dari latar belakang kondisi; (2) bentuk-bentuk ketetapan-ketetapan logika; (3)
kebenaran empiris dari kegunaan yang berhubungan dengan latar belakang kondisi
menuju kesimpulan-kesimpulan. Penegasan utama di mana untuk memberikan
keterangan tergantung kepada hal-hal yang memerlukan pertimbangan dan adanya
data. Selain itu, sejarawan ekonomi dapat juga melakukan pengujian suatu
bantahan terhadap berbagai dalil.
4. Gambaran Teknik-teknik Metodologi
Suatu gambaran yang luas dapat menjelaskan seluruh proses penelitian dan
pengujian yang melibatkan beberapa masalah. Adanya gambaran memperkuat indikasi
tentang keperluan metode-metode pokok agar sejarawan ekonomi dapat melakukan
penelitian yang seksama. Hal ini juga dapat memperjelas indikasi tentang
masalah-masalah dan kesulitan-kesulitan yang menyangkut tugasnya.
Perkembangan teori ekonomi akan membawa kepada hasil yang memuaskan dari
ekonomi masa lalu. Sejarawan ekonomi masa kini diarahkan oleh prakonsepsi
ideology dalam membuat suatu pilihan masalah-masalah untuk diuji, tetapi
hipotesa yang diujikan haruslah netral dengan memperhitungkan pendapat yang
pincang akibat ideology dan harus menghasilkan suatu pengecilan deretan yang
terus-menerus dari pertentangan dan pertambahan pengertian tentang masa lampau.
Dari sebuah gambaran dapat dilihat bahwa batas-batas penelitian dalam bidang
sejarah ekonomi adalah batas yang dipaksakan oleh batas-batas teori dan bukti
(kenyataan-kenyataan) yang ada.
5. Pemakaian dan Batas-batas Teori
Dalam banyak aspek lain sejarah ekonomi, ilmiawan secara esensial harus
mengembangkan kerangka kerja teorinya sendiri. Apabila seorang sejarawan ekonomi
ingin meneliti garis-garis batas antara sejarah ekonomi dan sosial, ia harus
mempergunakan disiplin-disiplin ilmu-ilmu sosial yang lain atau mengembangkan
suatu kerangka kerjanya sendiri untuk meneliti hubungan-hubungan itu. Oleh
karena itu, tidak ada alasan mengapa sejarawan ekonomi harus dibatasi untuk
menerima teori ekonomi. Ia bebas untuk mengembangkan serta mempergunakan
teorinya sendiri.
Teori ekonomi telah berkembang secara berangsur-angsur antara kerjasama
perkembangan dari generalisasi dan cara mengujinya melalui waktu yang cukup
panjang dan tak dapat dan tidak boleh diabaikan untuk menuju analisa. Sejarawan
yang terlatih dalam teori ekonomi sadar akan kekurangan-kekurangan yang
terdapat dalam analisa ekonomi. Oleh sebab itu, apabila ia akan mengembangkan
kerangka teorinya, ia harus memperhitungkan secara saksama karya yang telah
berlaku dan sampai tarafman generalisasi sebelumnya didukung oleh bukti-bukti
yang ada.
Batas-batas
dari Bukti Empiris
Pembatasan bukti empiris menimbulkan persoalan yang serius pada sejarawan
ekonomi. Ia dihadapkan dengan kejadian masa lampau yang tidak terulang lagi.
Jejak-jejak dan bukti-bukti yang tertinggal adalah bahannya. Oleh sebab itu, ia
perlu berusaha secara sistematis untuk mengembangkan bukti dari masa lampau
tentang keterangan yang fragmentaris seperti yang disebutkan diatas. Untuk
mempergunakan bukti sebaik-baiknya memerlukan suatu pengetahuan teori statistik
yang dapat dipakai secara efektif terhadap data apa saja yang ada.
Makin jauh waktu lampau yang diteliti sejarawan ekonomi, makin tidak cukup
memadai kemungkinan datanya. Informasi kuantitatif yang ada dari masa lampau
biasanya tidak diperhatikan karena hubungannya tidak dihargai. Dalam hal
kelangkaan data kuantitatif, sejarawan ekonomi terpaksa harus kembali dalam
pemakaian deskripsi kualitatif yang diwujudkan oleh informasi corak lain,
tetapi ia tetap dapat menghindar dari aturan-aturan yang esensial dari statistic inference. Hal itu adalah suatu keharusan,
bahwa ia meminta agar informasi kualitatif akan bertemu dengan aturan sainpling statistik yang sama dan diperlukan
perwakilan dalam pemakaian pengetahuan kuantitatif.
6. Penulisan Sejarah Ekonomi
Sementara zaman silam ekonomi adalah tujuan terakhir dari sejarawan ekonomi
dan kesadaran akan metode-metode ilmiah adalah kebutuhan esensial dalam
mencapai maksud karateristik dalam disiplin. Ilmiawan masa kini telah mewarisi
suatu bekal yang kaya dari bahan deskriptif dan sata-data mengenai masa lampau
ekonomi yang telah digali dan sebagian besar diuji oleh para sejarawan. Adalah
menjadi kewajiban untuk mempunyai keahlian dalam literature tradisionaldalam
bidang itu dan juga harus mempunyai perasaan halus seorang dtektif yang
merupakan corak khas seorang sejarawan.
Terakhir, seorang sejarawan ekonomi mencoba untuk memberi suatu keterangan
yang sistematis dan terintegrasi mengenai keadaan masa silam ekonomi dan ini
tidak boleh tidak melibatkan sesuatu yang lebih daripada hanya mengembangkan
dan menguji hipotesa.
REFERENSI :
https://tammzt.wordpress.com/2011/12/15/2-konsep-konsep-biaya-dan-lingkungan-ekonomi/
http://fahmi-amy.blogspot.co.id/2013/10/1-pengenalanekonomi-teknik-1.html
http://fahmi-amy.blogspot.co.id/2013/10/1-pengenalanekonomi-teknik-1.html
Komentar
Posting Komentar